Hello guys, kembali lagi bersama gue Aboy dan kali ini kita akan membahas sebuah topik yang sangat marak terjadi di kehidupan masa kini. Apalagi kalau bukan DRAMA. Yup, drama. Belakangan ini semakin banyak hal-hal yang menurut gue seharusnya tidak perlu dipermasalahkan, namun dengan adanya efek drama, hal-hal kecil yang harusnya cukup dilupakan dan didiamkan, malah menjadi heboh setengah mati.
Drama yang gue maksud di sini adalah ketika ada seseorang yang misalnya nih lagi ada dalam suatu kejadian tertentu, terus entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba dia mampu ber-akting dengan sangat bagus sampai layak dapet piala Oscar. Rasanya bakal kayak ngeliat acara-acara SCTV. Terkadang ada orang yang memang hidupnya penuh dengan drama sampe-sampe dia sendiri gak sadar kalau hidupnya drama banget.
Masih bingung kah? Sebenernya gue sendiri tidak mendefinisikannya dengan baik. Tapi paling bagus kita langsung pakai contoh aja.
Klasik, tidak diduga-duga, tapi ternyata ada beneran. Rebutan pacar. Tolonglah dikondisikan. Penting gak sih ini? Seorang cewek berantem dengan temannya yang seorang cewek juga karena merasa dikhianati temannya yang diam-diam PDKT juga sama cowo yang ditaksir cewek pertama. Ini gue nonton di Youtube sih. Sekarang pertanyaannya. Pertama, ini cowok seganteng apa sih sampe direbutin? Kalo mukanya kayak Mark Wahlberg sih ya gue fine aja ya. Tapi kalo bentukannya rambut klimis, nutupin muka sebelah, dibelah pinggir, separo tebel separonya lagi botak, gue cuma bisa nyuruh itu dua cewek buat operasi mata cito. Kedua, kenapa video ini ada di Youtube? Siapa sih yang niat banget video-in hal beginian. Ato mungkin cuma setting-an aja biar terkenal. Janan sekarang orang mau terkenal udah gak peduli sama moral. Asal dapet duit, buka baju terus ciuman ama sapi juga ga masalah. Yang penting viral. Satu kata dari gue. Menyedihkan.
Please guys, konten-konten kita ini makin lama makin tidak karuan. Isinya cuma drama. Nonton TV drama. Nonton Youtube drama. Hal yang harusnya gak ada dramanya, jadi ada dramanya. CONTOH! Silahkan tonton lah itu acara-acara TV yang ada sok-sok berantem biar rating-nya naik. MASALAHNYA NIH... gue kasih tau.. MASIH AJA ADA YANG PERCAYA KEK BEGINIAN ITU BENERAN DAN BUKAN SETTING-AN. Demi apapun. Ini sistem pendidikan apa harus dibenerin, orangnya yang harus dibenerin, ato acaranya yang harus dibenerin?
Terus kalau udah kayak begini, jatoh-jatohnya apa? Nyambung ke GOSIP. A berantem dengan B karena bla bla bla bla... Terus disambung lagi promosi single terbaru. Lelah ga sih kalian sama drama-drama yang kek begini? Kenyang bro..
Sekarang kita ambil contoh lain. Yang namanya gosip ni juga sama aja penyakitnya. 11:12 lah sama drama. Gosip itu seperti yang kita tau, obrolan-obrolan tentang orang yang dasar faktanya ga jelas. Yang penting seru, tembak aja. Kasih bumbu suka-suka hati biar makin sedap. Sebenernya kalo gosipnya ga merugikan mah ga masalah, contohnya gue digosipin sama Chelsea Islan gitu. Nah, kan ga rugi siapa-siapa. Tapi gosip yang merugikan itulah yang menurut gue sampah. Sering banget gue denger gosip ini itu yang menyudutkan seseorang. Ujung-ujungnya orang itu jadi di-cap macem-macem sama orang-orang di sekitarnya. Sekarang pertanyaannya, apakah kalian mau juga digosipin dan di-cap sama orang-orang di sekitar kalian?
Prinsip yang gue pegang sampai sekarang adalah gue tidak akan melakukan hal yang gue tidak mau orang lain itu lakukan ke gue. Gue gak mau nyuri, karena gue gamau dicuri. Gue gak mau klakson-klakson di jalan, karena gue juga gamau di-klakson.. kecuali gue diklakson duluan, gue pisuh-pisuhin itu orang. Gue selalu bales chat, krn gue tidak mau chat gue tidak dibales.. kecuali urusan utang, biasa gue lama bales.. HAHAHA
Menurut gue dengan prinsip yang gue pegang ini, gue belajar untuk menghargai diri sendiri dan juga orang lain. Mungkin kedamaian dunia itu terdengar sangat bullshit apalagi jaman sekarang yang makin telanjang orang-orangnya. Tapi kalau ga dimulai dari kita, siapa lagi?
Balik lagi ke gosip.
Penting banget bagaimana cara kita menanggapi sebuah gosip. Sekarang kita mau ikut-ikutan jadi penyebar gosip atau kita berusaha cari tahu kebenarannya dulu? Nge-gosip emang enak rasanya. Ngomongin orang itu ada sensasi tersendiri, apalagi kalau udah yang ngomongin-nya ga enak. Neuron-neuron di otak langsung aktif. Tapi coba kita menempatkan posisi kita di orang yang di-gosipin. Diomongin di belakang. Iya, jadi pas lagi ke toilet baru diomongin gitu. Bukan gitu maksudnya. Oke kembali ke jalur yang benar. Maksud gue, apakah kita mau digosipin, diomongin ini itu yang nyatanya gak sesuai dengan fakta. Gosip sendiri bisa kita lihat level-levelnya berdasarkan klasifikasi dari Prof. Aboyaboya seorang pakar gosip ternama dari Tanah Abang lulusan perguruan SukaTani. Yang pertama adalah gosip level 1. Gosip level satu terbagi menjadi 1a dan 1b. Gosip level 1a ini adalah level terendah, di mana sebuah kejadian A diberikan sedikit bumbu-bumbu sehingga makin seru tanpa memutar-balikkan fakta. Contoh: kejadiannya itu gue ngasih seorang cewek satu buket kecil bunga, tapi diberikan efek gosip level 1a menjadi gue ngasih seorang cewek 3 buket kecil bunga. Nah, kalau ditambah efek gosip level 1b, hasilnya menjadi gue ngasih seorang cewek 1 grobak bunga. Perbedaan 1a dan 1b hanya dari segi kuantitas dan banyaknya bumbu. 1a itu bumbunya sedikit, 1b bumbunya banyak. Isitlahnya pas kita belajar Bahasa Indonesia itu kurang-lebih "hiperbola".
Masuk ke tingkat berikutnya adalah gosip level 2. Level 2 sama juga dibagi menjadi 2a dan 2b. Gosip level 2 ini memiliki sifat memutarbalikkan fakta. Ini cukup berbahaya dan memiliki damage cukup tinggi kepada yang digosipin. Serangan ini bersifat area dan menyebabkan chain reaction. Damage akan semakin besar saat semakin banyak rantai gosip yang terbentuk. Efeknya bisa permanen jika dibiarkan begitu saja. Maka sebelum itu siapkan antidote, remedy, dan potion yang cukup. Serta buatlah item penangkal yang cukup kuat seperti blade of despair...? Oke fokus, yakh intinya ya gitu memutarbalik fakta. Sekarang gue akan memberikan contoh gosip tipe 2a: gue dan A adalah seorang teman yang tidak memiliki masalah, begitu ditambah bumbu gosip 2a, hasilnya gue dan A sekarang lagi ada selek gak tau tapi kenapa. Terlihat simpel, namun sekarang kita kasih bumbu 2b: gue dan A sekarang musuhan gara-gara urusan duit, terus mereka sempat tonjok-tonjokkan, gelut, sampe-sampe urusannya di bawa ke kantor Polisi. Lihat perbedaannya? Gosip tipe 2b adalah saat fakta diputarbalikkan kemudian ditambah dengan cerita ngaco yang hakiki yang asal-muasal ceritanya gak tau dari mana, mungkin si tukang gosip ini lagi halu. Ini sifatnya sangat berbahaya, sangat amat perlu diluruskan sebelum menetap dan jadi keyakinan publik. Bisa dilawan dengan cara konfrontasi si pembuat gosip atau meluruskan satu per satu orang yang termakan gosip. Atau bisa juga dengan bantuan minyak tanah dan korek. Gimana caranya??? Bakar aja orangnya biar selesai. Sekarang udah tau perbedaannya kan? Jangan salah nanti kalau di ujian!
Tingkat terakhir adalah level 3. Level 3 ini paling ngaco. Orang yang membuat gosip ini entah ada dendam kesumat yang tidak tersalurkan atau mungkin baru ngemil cimeng. Jika level 2 ini sifatnya memutarbalikan fakta, di level 3 ini lebih abstrak sifatnya. Tanpa memutarbalik fakta, cerita yang dibuat semena-mena, asal ngomong, dasarnya juga tidak ada. Pokoknya tiba-tiba muncul saja cerita tentang kita yang ga masuk akal dan gak jelas, sampai sewaktu kita denger ada gosip ini, kita cuma bisa menganga. Contoh: tiba-tiba saja gue digosipkan punya kelainan jiwa dan pernah masuk penjara gara-gara mencuri mangga. Abstrak dan tidak jelas. Sangat berbahaya sekali jika tidak diluruskan. Karena kadang ceritanya bisa sangat ngaco. Apalagi jika yang memulai gosip ini orang-orang yang memiliki rating tukang gosip tinggi. Cara terbaik mengatasi ini adalah dengan mintak tanah dan korek. Serius.
Kurang-lebih sekian yang saya ingin sampaikan. Pada dasarnya begini... Janganlah jadi orang yang suka gosip. Gosip adalah penyakit. Jangan juga jadi orang yang penuh drama. Drama adalah penyakit. Apa faedahnya ngomongin orang lain yang belum tentu benar? Apa gunanya berakting-akting sampai sebegitunya atau menghadapi sesuatu sampai termehek-mehek dan lebai? Capek ga sih? Hidup ini sudah susah, jangan dibikin susah. Lebih baik beramal, berdoa, menolong sesama. Do something positive, yang berguna untukmu, dan untuk orang lain. Jangan kejar kesenangan di dunia aja, sifatnya cuman sementara. Tabung amal untuk kehidupan yang nantinya kekal. Dan di saat kalian sudah mentok banget pengen bergosip atau berdrama, ingatlah.. maukah kalian yang digosipin atau didramakan sama orang lain?
Penting banget bagaimana cara kita menanggapi sebuah gosip. Sekarang kita mau ikut-ikutan jadi penyebar gosip atau kita berusaha cari tahu kebenarannya dulu? Nge-gosip emang enak rasanya. Ngomongin orang itu ada sensasi tersendiri, apalagi kalau udah yang ngomongin-nya ga enak. Neuron-neuron di otak langsung aktif. Tapi coba kita menempatkan posisi kita di orang yang di-gosipin. Diomongin di belakang. Iya, jadi pas lagi ke toilet baru diomongin gitu. Bukan gitu maksudnya. Oke kembali ke jalur yang benar. Maksud gue, apakah kita mau digosipin, diomongin ini itu yang nyatanya gak sesuai dengan fakta. Gosip sendiri bisa kita lihat level-levelnya berdasarkan klasifikasi dari Prof. Aboyaboya seorang pakar gosip ternama dari Tanah Abang lulusan perguruan SukaTani. Yang pertama adalah gosip level 1. Gosip level satu terbagi menjadi 1a dan 1b. Gosip level 1a ini adalah level terendah, di mana sebuah kejadian A diberikan sedikit bumbu-bumbu sehingga makin seru tanpa memutar-balikkan fakta. Contoh: kejadiannya itu gue ngasih seorang cewek satu buket kecil bunga, tapi diberikan efek gosip level 1a menjadi gue ngasih seorang cewek 3 buket kecil bunga. Nah, kalau ditambah efek gosip level 1b, hasilnya menjadi gue ngasih seorang cewek 1 grobak bunga. Perbedaan 1a dan 1b hanya dari segi kuantitas dan banyaknya bumbu. 1a itu bumbunya sedikit, 1b bumbunya banyak. Isitlahnya pas kita belajar Bahasa Indonesia itu kurang-lebih "hiperbola".
Masuk ke tingkat berikutnya adalah gosip level 2. Level 2 sama juga dibagi menjadi 2a dan 2b. Gosip level 2 ini memiliki sifat memutarbalikkan fakta. Ini cukup berbahaya dan memiliki damage cukup tinggi kepada yang digosipin. Serangan ini bersifat area dan menyebabkan chain reaction. Damage akan semakin besar saat semakin banyak rantai gosip yang terbentuk. Efeknya bisa permanen jika dibiarkan begitu saja. Maka sebelum itu siapkan antidote, remedy, dan potion yang cukup. Serta buatlah item penangkal yang cukup kuat seperti blade of despair...? Oke fokus, yakh intinya ya gitu memutarbalik fakta. Sekarang gue akan memberikan contoh gosip tipe 2a: gue dan A adalah seorang teman yang tidak memiliki masalah, begitu ditambah bumbu gosip 2a, hasilnya gue dan A sekarang lagi ada selek gak tau tapi kenapa. Terlihat simpel, namun sekarang kita kasih bumbu 2b: gue dan A sekarang musuhan gara-gara urusan duit, terus mereka sempat tonjok-tonjokkan, gelut, sampe-sampe urusannya di bawa ke kantor Polisi. Lihat perbedaannya? Gosip tipe 2b adalah saat fakta diputarbalikkan kemudian ditambah dengan cerita ngaco yang hakiki yang asal-muasal ceritanya gak tau dari mana, mungkin si tukang gosip ini lagi halu. Ini sifatnya sangat berbahaya, sangat amat perlu diluruskan sebelum menetap dan jadi keyakinan publik. Bisa dilawan dengan cara konfrontasi si pembuat gosip atau meluruskan satu per satu orang yang termakan gosip. Atau bisa juga dengan bantuan minyak tanah dan korek. Gimana caranya??? Bakar aja orangnya biar selesai. Sekarang udah tau perbedaannya kan? Jangan salah nanti kalau di ujian!
Tingkat terakhir adalah level 3. Level 3 ini paling ngaco. Orang yang membuat gosip ini entah ada dendam kesumat yang tidak tersalurkan atau mungkin baru ngemil cimeng. Jika level 2 ini sifatnya memutarbalikan fakta, di level 3 ini lebih abstrak sifatnya. Tanpa memutarbalik fakta, cerita yang dibuat semena-mena, asal ngomong, dasarnya juga tidak ada. Pokoknya tiba-tiba muncul saja cerita tentang kita yang ga masuk akal dan gak jelas, sampai sewaktu kita denger ada gosip ini, kita cuma bisa menganga. Contoh: tiba-tiba saja gue digosipkan punya kelainan jiwa dan pernah masuk penjara gara-gara mencuri mangga. Abstrak dan tidak jelas. Sangat berbahaya sekali jika tidak diluruskan. Karena kadang ceritanya bisa sangat ngaco. Apalagi jika yang memulai gosip ini orang-orang yang memiliki rating tukang gosip tinggi. Cara terbaik mengatasi ini adalah dengan mintak tanah dan korek. Serius.
Kurang-lebih sekian yang saya ingin sampaikan. Pada dasarnya begini... Janganlah jadi orang yang suka gosip. Gosip adalah penyakit. Jangan juga jadi orang yang penuh drama. Drama adalah penyakit. Apa faedahnya ngomongin orang lain yang belum tentu benar? Apa gunanya berakting-akting sampai sebegitunya atau menghadapi sesuatu sampai termehek-mehek dan lebai? Capek ga sih? Hidup ini sudah susah, jangan dibikin susah. Lebih baik beramal, berdoa, menolong sesama. Do something positive, yang berguna untukmu, dan untuk orang lain. Jangan kejar kesenangan di dunia aja, sifatnya cuman sementara. Tabung amal untuk kehidupan yang nantinya kekal. Dan di saat kalian sudah mentok banget pengen bergosip atau berdrama, ingatlah.. maukah kalian yang digosipin atau didramakan sama orang lain?
"If you're not making someone else's life better, then you're wasting your time. Your life will become better by making others lives better."
- Will Smith -
No comments:
Post a Comment